Berlalu Begitu


Tangannya tidak mengelak sewaktu disentuh. Dia terdiam tapi tidak menunggu sesuatu berlabuh. Hanya ada pandangan abu-abu. Yang dia tau akan segera berlalu. Maka dia akan pasrah, dirinya akan dibelah-belah. Sambil berdoa kepalanya tidak akan pecah. Seperti waktu pertama dia berserah.
Lalu seperti tiba-tiba dia telah dilorong. Diberikan kata-kata bohong. Dia melempar senyum, padahal hatinya sedang mengaum. Dia mencuri sepenggal kosong. Menaruhnya dihati. Hati yang sedang mengaum.
Sudah ambil saja uangnya. Kata perempuan itu. Tidak ada ruginya. Dia melanjutkan.
Kepalaku kembali kesebuah susunan. Waktu aku sedang menyusun masa depan. Saat saat aku ingin hilang ingatan. Aku terlihat seperti sebenar-benarnya perempuan. Dengan semua ide-ide brilian. Aku merasa sangat cerdas. Aku adalah perempuan bebas.
Maka aku menyalakan rokok. Berdebat dengan otak pokok. Aku akan berlari dengan hati-hati, membawa semua mimpi. Kita akan berlabuh pergi. Dan tidak akan ada yang akan menahan tangan ini.
Aku tidak akan kehilangan tubuh ini. Walau sudah dicuri berkali-kali. Aku akan tetap menjadi sejati. Karena ini jalan untuk menempuh kebebasan. Yang lama aku impikan.
Tapi dia telah beku. Dia tidak bisa liar sambil berlalu. Dia terjebak. Dunia tidak berubah. Selalu menyebalkan.
Aku mau pulang. Dia mau pulang.
Aku yang menginginkan kebebasan. Dia yang terjebak.
Tangannya tidak mengelak saat diambil. Kasur berderit tertahan. Seperti teriakannya yang tidak bisa keluar. Keringat dan air mata tidak terbeda. Sesak. Berdesak-desak. Ampun. Kasihani aku.
Ibu menangis melihatku. Ayah membanting pintu kamar. Aku duduk berani. Mataku liar marah menantang semua. Aku tidak takut, aku tidak akan semaput. Aku akan berdiri menjadi wanita yang lebih baik darimu. Lebih baik dari pada dirimu yang menikahi seseorang karena harta. Tidak usah minta pengertian, Ibu. Tidak usah meminta aku bertahan. Aku akan berdiri dan berlari. Kamu tidak perlu ikut. Tidak perlu menjemput. Aku mau keluar, aku mau menjelajahi dunia luar. Karena aku tahu itu lebar. Tidak seperti otak mu yang sempit. Yang menghimpit.
Tanganku tidak bergerak saat ada lenguhan diatasku. Dia tidak lagi mau bergerak.